Minggu, 23 Januari 2011

BMG ( BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA )

BMG yang kita kenal sebagai badan yang menangani urusan cuaca dan gempa bumi, sekarang sedang diusahakan menjadi BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika). BMG bertugas memantau dan memberi informasi ke pemda. Selanjutnya, pemda mengambil tindakan dan me-nyebarkan berita kepada masyarakat.
           
Badan Meteorologi berhubungan dengan cuaca dan berada di bandara Fatmawati. Hal ini dikarenakan agar pihak penerbangan mengetahui ke-i bangan atau tidak. Jika cuaca sedang buruk, maka pesawat tidak boleh melakukan penerbangan dan keberangkatan penumpang harus ditunda.
           
Badan Klimatologi berhubungan dengan iklim dan terletak di Pulau Baai. Badan Geofisika berhubungan dengan gempa bumi dan terletak di kabupaten Kepahiang.
            Pada awalnya, bumi hanya mempunyai 1 pulau besar yang disebut panggea. Akibat pergerakan bumi secara terus menerus, maka lempeng-lempeng bumi ikut bergeser dan menyebabkan patahan. Akibatnya, bumi yang awalnya terdiri dari 1 pulau besar, terpecah-pecah menjadi beberapa benua.
           Pergeseran lempeng-lempeng bumi juga mengakibatkan terjadinya gempa bumi bahkan tsunami. Di daerah Bengkulu, bertemunya lempeng euroasia dan indoasia telah berkali-kali menggoncang kota Bengkulu. Per-geseran lempeng terjadi hingga 6 cm/tahun, sehingga dapat mengubah benttuk muka bumi. Pergerakan lempeng ini dipengaruhi oleh panasnya inti bumi dan gaya gravitasi.
       Biasanya gempa yang besar ditandai dengan tidak adanya gempa-gempa kecil sebelumnya. Pihak BMG memperkirakan pada sekitar tahun 2033, akan terjadi gempa besar yang berpusat di Mentawai. Untuk mengukur besarnya kekuatan gempa, maka digunakan alat yang disebut seismograf. Skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa ada 2, yaitu :
  1. Skala Richter (SR) yaitu skala yang digunakan untuk menghitung skala gempa lokal, dihitung 100 m dari pusat gempa.
  2. Skala intensitas gempa, dengan satuan MMI (Modified Mercally Intensity).

Jika gempa terjadi di dasar laut dengan kedalamannya dangkal (kurang dari 60 km), kekuatannya lebih dari 6,5 SR, dan mekanismenya berupa patahan naik, maka akan berpotensi tsunami. Kecepatan tsunami saat mencapai pantai kurang lebih 40 km/jam. Bengkulu memiliki 3 lokasi sensor gempa dan tsunami, yaitu UNIB, Manna, dan Kepahiang. Daerah-daerah di Indonesia yang pernah terjadi tsunami, yaitu : Flores (1992), Banyuwangi (1994), Biak Papua (1996), Tabuna Maliabu Maluku (1998), Banggai Sulteng (2000), N. Aceh Darussalam (2004), dan Pangandaran (2006).
Selain tentang gempa, kami juga mendapatkan informasi tentang iklim dan cuaca. Kami juga langsung ke taman alat, yaitu tempat dimana terdapat alat-alat untuk mengetahui perubahan cuaca dan iklim. Untuk mengukur curah hujan, ada 3 alat yang digunakan, yaitu:

  • Open Van Evfavorimeter (panci penguapan terbuka) terdiri atas:
    1. Panci penguapan : menampung air (jangan terlalu sedikit, ja-ngan terlalu banyak, sekitar 30 mm)
    2. Still well : mengukur penguapan air
    3. Hook Gauge : mengukur ketinggian air (dilengkapi skala)
    4. Termometer apung : mengukur suhu air rata-rata selama 24 jam. Alat ini menggunakan satuan derajat celcius. Pada alat ini terdapat termometer maximum dan minimum.
    5. Aninometer : mengukur kecepatan angin. Alat ini berhubu-ngan dengan pertanian. Aninometer yang ada di BMG yaitu aninometer ½ m, 2 m, dan 10 m.
  • Otomatis Hellman berfungsi mengetahui berapa curah hujan yang terjadi setelah 24 jam
  • OBS berfungsi mengetahui curah hujan tanpa mengetahui terjadi-nya jam berapa

Untuk mengukur intensitas cahaya digunakan Campbell Stockes yang dilengkapi dengan waktu (jam). Untuk mengukur suhu digunakan alat yang disebut sangkar meteor. Sangkar meteor terdiri atas :
·         Termometer maximum : mencatat suhu tertinggi
·         Termometer minimum : mencatat suhu terendah
·         Bola kering : mencatat suhu sesaat
·         Bola basah : mencatat kelembapan nisbi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar