Sabtu, 22 Januari 2011

Mengejar Cinta Hingga ke Ujung Dunia



Judul Buku                   :  Maryamah Karpov
Pengarang                   :  Andrea Hirata
Penerbit                       :  PT Bentang Pustaka
Tahun Terbit                 :  2008
Tempat Terbit              :  Yogyakarta
Cetakan                        :  IV
Ukuran Buku                 :  23 cm x 13 cm
Jumlah Halaman          :  xii + 503 halaman
Harga Buku                  :  Rp79.000,00
Jenis Buku                    :  Fiksi (Novel)

Maryamah Karpov merupakan buku terakhir dari tetralogi Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata. Andrea merupakan lulusan program master of science di Prancis dan Inggris. Dia telah menyelesaikan empat buku tetralogi Laskar Pelangi yang menjadi sumbangan terpenting dalam sastra Indonesia, yaitu buku Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan yang terakhir novel Maryamah Karpov ini. Dengan tetraloginya itu, Andrea menyajikan sebuah genre yang disebut cultural literary non fiction, yaitu sebuah karya nonfiksi yang digarap secara sastra berdasarkan pendekatan budaya.
Tema yang diangkat dalam novel ini adalah tentang perjuangan untuk menemukan cinta sejati. Novel ini menceritakan tentang perjalanan panjang dan usaha-usaha yang dilakukan Ikal untuk bertemu kembali dengan gadis pujaan hatinya, A Ling.
Setelah berhasil menyelesaikan kuliahnya di Sorbonne, Perancis, Ikal memutuskan untuk segera kembali ke kampung halamannya di pulau Belitong. Ia sangat rindu kepada ayah dan ibunya, Arai (sepupu jauhnya), teman-teman lamanya, keindahan alam di kampungnya, dan tentu saja kepada A Ling. Dalam perjalanan dari Jakarta menuju Belitong, Ikal harus mengarungi lautan dengan menumpang kapal angkutan. Namun, karena kapal yang ditumpanginya terlalu besar, sedangkan Pantai Belitong terkenal dangkal, maka kapal tersebut tidak dapat berlabuh hingga ke tepian laut Belitong. Akhirnya, kapal itu berhenti di tengah-tengah laut. Untuk mencapai daratan Belitong, Ikal harus turun ke perahu kecil menggunakan tangga tali yang bergoyang-goyang di tengah luasnya lautan.
Pulau Belitong tak seperti dulu lagi. Masyarakat Belitong terpuruk setelah pabrik timah gulung tikar. Walaupun demikian, suasana Belitong tak jauh berbeda dibandingkan saat Ikal melanjutkan studinya ke Perancis. Masyarakat Belitong masih gemar membual, minum kopi ke warung, dan sangat menyukai taruhan.
Saat tiba di rumah, ikal disambut oleh keluarga dan orang-orang kampungnya. Ia pulang menggunakan seragamnya ketika bekerja di restoran Paris dahulu untuk membuat ayahnya senang. Beberapa hari kemudian, Ikal bersama ayahnya kembali melakukan hal-hal yang dahulu pernah mereka lakukan, mulai dari mengambil jambu mawar hingga menonton film di bioskop.
Tak lama setelah kepulangan Ikal ke Belitong, Ketua Karmun, sang kepala kampung berhasil membujuk pemerintah daerah untuk mendatangkan seorang dokter gigi ke kampung itu. Dokter itu bernama Budi Ardiaz. Ia adalah seorang gadis mungil nan ceria. Sebenarnya ia adalah anak orang kaya. Namun, ia lebih memilih untuk mengabdikan dirinya sebagai dokter di kampung kecil itu daripada hidup mewah menikmati harta orangtuanya. Kehadiran dokter itu disambut dengan sangat meriah melalui acara yang memang telah dipersiapkan. Namun, kemeriahan itu hanyalah bentuk suasana saat penyambutan. Setelah acara penyambutan tersebut berakhir, hari-hari sang dokter hanya dihabiskan untuk menunggu pasien pertamanya. Namun, tak seorang pun dari masyarakat itu yang mau datang ke klinik Dokter Diaz. Mereka lebih memilih berobat ke dukun gigi A Put. Hal ini karena mereka tidak percaya pada dokter Diaz yang menyuruh mereka membuka mulut. Bagi mereka mulut merupakan salah satu bagian tubuh yang rahasia sehingga tidak mudah bagi mereka untuk membuka mulut di hadapan orang yang belum mereka kenal dekat. Hal inilah yang membuat masyarakat tidak mau berobat ke klinik dokter Dokter Diaz.
Pucuk dicinta ulam tiba, seorang warga Belitong bernama Tancap bin Seliman menderita sakit gigi. Ketua Karmun pun memaksanya untuk berobat ke klinik dokter Diaz. Namun, Tancap bin Seliman mampu meluluhkan hati Ketua Karmun sehingga ia tidak jadi membuka mulutnya di depan orang asing itu. Tak lama kemudian, Ikal pula yang merasakan giginnya sakit karena ternya-ta ada gigi geraham yang tumbuh di tempat yang tak seharusnya. Ketua Karmun yang mengetahui perkara ini, tentu saja segera membujuk Ikal untuk berobat pada dokter Diaz. Namun Ikal juga menolak, bukan lantaran tidak mau memperlihatkan isi mulutnya pada dokter itu, tapi karena ia trauma. Dahulu saat Ikal dikhitan oleh dokter dan pembantu-pembantunya, proses khitanan itu mengalami hambatan. Darah berceran hingga ke kaki Ikal. Ikal merasakan sakit yang tak terperi. Inilah yang membuat Ikal tidak mau lagi berurusan dengan dokter.
Setiap malam Ketua Karmun datang ke rumah Ikal dengan berbagai cara agar Ikal mau menjadi pasien pertama dokter Diaz dan menunjukkan pada semua warga Belitong tentang cara pengobatan modern. Namun, dengan berbagai cara pula Ikal menolak hal tersebut.
Berbeda dengan Ikal yang sedang menderita, Arai sangat berbahagia karena ia akan meni-kah dengan gadis pujaannya sejak SMA, Zakiah. Zakiah yang dahulu selalu bersikap tak peduli terhadap Arai, sekarang telah luluh hatinya karena perjuangan Arai yang tak pernah menyerah. Penyakit Asthma Bronchitis yang diderita Arai pun, rasanya tak pernah ia rasakan karena kebaha-giannya itu. Itulah yang dinamakan the power of love. 16 Mei, itulah hari yang sangat membaha-giakan untuknya, karena ia akan segera menjadi suami Zakiah.
Tak lama berselang, tiba-tiba masyarakat Pulau Belitong digemparkan oleh berita ditemu-kannya 2 orang mayat yang terapung di air. Diduga kedua jenazah tersebut tewas karena mencoba melarikan diri dari kawanan perampok yang bengis di pulau Batuan. Di tangan kedua mayat itu tampak sebuah rajah kupu-kupu. Hal itu membuat Ikal sangat kaget karena hanya keluarga besar A Ling yang memiliki tato seperti itu. Ikal yakin bahwa A Ling pasti merupakan salah seorang dari rombo-ngan yang ingin melarikan diri itu.
Hal tersebut membuat Ikal memutuskan untuk pergi berlayar ke Batuan untuk mencari A Ling. Tapi ia tak memiliki perahu sedangkan apabila menyewa perahu, pastilah tak kan ada yang memu menyewakan karena tujuan Ikal adalah Batuan. Di Pulau Batuan terkenal kawanan bajak laut nan ganas dan membahyakan sehingga dapat membuat perahu beserta awaknya karam.
Akhirnya, ia memutuskan untuk membuat perahu dengan tangannya sendiri. Hal ini membuat warga Belitong berlomba-lomba untuk taruhan tentang apakah Ikal berhasil membuat perahunya atau tidak. Ejekan pun ramai berdatangan untuk Ikal. Ikal sempat pesimis jadinya karena ia memang tak tahu dan belum pernah membuat sebuah perahu. Namun, dengan dorongan dan bantuan dari teman-teman laskar pelangi, Ikal kembali semangat dan berjuang mewujudkan impiannya.
Lintang nan cerdas dengan segala dalilnya, memberikan perhitungan tentang ukuran kapal, seperti panjang dan lebar kapal. Mahar yang aneh tetapi genius pula, memberikan informasi untuk mendapatkan kayu seruk yakni dari kapal lanun zaman dahulu yang terkulai lemah di dasar sungai Linggang. Samson dan yang lainnya membantu membawa bahan-bahan untuk pembuatan perahu dan membantu memasang bagian-bagian perahu yang tidak dapat dilakukan oleh satu orang saja. Ikal sendiri memperbanyak ilmunya tentang perahu melalui buku-buku. Selain itu, Ikal juga memperdalam ilmu tentang bajak laut, astronomi, dan sebagainya untuk keperluannya berlayar nanti.
Tujuh bulan telah berlalu. Setelah melalui banyak rintangan dan hampir putus asa, akhirnya kini Ikal berhasil membuat perahu dengan tangannya sendiri. Perahu itu dinamakan “Mimpi-mimpi Lintang”. Seluruh warga Belitong terpana. Ada yang berdecak kagum dan ada pula yang kesal karena kalah taruhan.
Kemudian, Ikal, Chung Fa, Mahar dan Kalimut pergi berlayar menuju Batuan. Mereka memiliki misi yang berbeda-beda. Ikal ingin mencari A Ling. Kalimut ingin merantau ke Singapura. Mahar ingin bertemu dengan Tuk Bayan Tula. Dan Chung Fa yang awalnya tak mau memberitahu-kan tujuannya dan ternyata tujuannya adalah mencari saudara-saudaranya yang mungkin masih hidup di Pulau Batuan. Ternyata, A Ling adalah salah seorang saudaranya. Selama perjalanan ke Pulau Batuan, banyak sekali rintangan besar yang mereka hadapi. Mulai dari angin laut, pembajak sadis, dan dunia mistik. Tapi semua rintangan itu dapat ia lewati. Akhirnya, Ikal dapat menemukan cinta sejatinya yang telah ia cari bertahun-tahun lamanya. Bahkan separuh benua telah ia tempuh untuk menemukan A Ling.
Akhirnya, Ikal memboyong A Ling pulang ke Belitong. Setelah itu, mereka berniat untuk menikah. Ikalpun meminta izin kepada keluarga Al Ling agar diizinkan meminang A Ling. Keluarga A Ling pun menyetujuinya. Tapi sayangnya, ayah Ikal tidak menyetujui anak bujangnya meminang A Ling.
Dalam novel Maryamah Karpov ini banyak sekali pengetahuan yang didapat tentang masyarakat Belitong, mulai dari kehidupannya hingga kebiasaan orang-orangnya yang suka membual, melebih-lebihkan cerita dan taruhan. Juga kebiasaan menyematkan nama baru di belakang nama asli, semata-mata untuk mengolok-olok bahkan merendahkan martabat yang mempunyai nama. Seperti Berahim Harap Tenang, Tancap Seliman, Marhaban Hormat Grak dan lain sebagainya. Selain itu, dalam novel ini ada banyak  istilah asing yang berkaitan dengan fisika, biologi, dan lain-lainnya yang menggambarkan bahwa penulisnya, yakni Andrea Hirata sangat menyukai bidang sains. Namun istilah-istilah ini diartikan secara jelas sehingga tidak membuat pembaca menjadi bingung.
Novel ini memberikan pesan untuk berani bermimpi. Tak ada yang tak mungkin di dunia ini asal kita mau berusaha dan berdoa kepada Tuhan. Seperti lirik lagu Laskar Pelangi “Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukan dunia”. Jadi, jangan pernah takut untuk bermimpi. Selain itu, novel ini juga mengajarkan untuk tidak mudah menyerah. Tantangan yang ada bukan untuk dihindari, tetapi untuk dihadapi. Dan satu hal yang penting, tentang kekuatan cinta (the power of love). Yakinlah pada kekuatan cinta karena kekuatan cinta mampu mengubah hal buruk menjadi sangat indah.
Selain itu, kelebihan novel ini terletak pada untaian kata-katanya yang puitis dan deskripsi narasi yang jelas pada alur ceritanya. Alur ceritanya begitu menarik, yakni disatu alur ada kala sedih, kocak dan membuat semangat juga. Kejujuran Andrea Hirata dalam menulis novel ini membuat novel ini berbeda dengan novel kebanyakan. Lelucon dan humor juga menjadi bumbu dalam novel ini.
Namun ada pula beberapa hal yang mengganjal dalam novel ini. Misalnya judul “Maryamah Karpov” yang digunakan tidak ada kaitannya langsung dengan keseluruhan cerita. Maryamah Karpov bukanlah nama pemeran utama dalam Novel ini, melainkan sebagai seorang perempuan yang biasa dipanggil mak cik, mendapat tambahan nama belakang karena sering terlihat di perkumpulan jago-jago catur di warung kopi Usah Kau Kenang Lagi dan mengajari orang langkah-langkah ala Karpov dan di kedai itu, ia sering menyuguhkan hiburan berupa permainan biola oleh putrinya, Nurmi. Jadi yang di cover novel ini adalah putri dari pemilik kedai bernama Maryamah Karpov.
Selain itu, ada pula hal yang terasa janggal terkait dengan peran ibu Ikal yang tiada berarti ketika Ikal akan pergi berlayar ke Batuan menantang bahaya. Lebih dari itu, pengalaman fantasis Ikal selama berlayar terkesan terlalu hiperbola dan kurang masuk akal. Dan satu hal lagi yang membuat pembaca bingung, yakni tentang kelanjutan hubungan Ikal dan A Ling, apakah mereka batal menikah atau tetap melangsungkan pernikahan tersebut.
Terlepas dari kekurangan tersebut, novel ini berisi banyak manfaat dan motivasi serta ajaran hidup. Jadi, novel ini sangat cocok dibaca oleh semua kalangan, baik pelajar, mahasiswa, maupun orang tua. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar